MANGGA MAHATIR
MANGGA MAHATIR
Saat pertama kali melihat foto mangga Mahathir yang dipegang oleh seorang anak kecil, putri seorang kawan di Jawa Timur di akhir tahun 2008 lalu, rasa takjub dan heran seketika muncul karena ukuran buah mangga ini sungguh tidak lazim, superrrrr jumboooo..............., sangat kontras jika dibandingkan dengan mangga yang biasa dilihat selama ini. Jika mangga Mahathir dijejerkan dengan mangga manalagi Probolinggo, atau mangga endog misalnya, ibarat membandingkan David dan Goliath. Rasa takjub dan heran itulah yang akhirnya mendorong saya untuk memboyong bibit mangga Mahathir yang dibawa oleh teman dari Kuching Malaysia ke Pontianak via darat melewati Tebeddu dan Entikong di perbatasan Kalimantan Barat, bibit lalu dibawa terbang ke Jakarta sebelum akhirnya bibit mendarat di Yogyakarta. Saat itu, bibit sambung pucuk setinggi 2 jengkal tangan orang dewasa dibanderol dengan harga setara Rp 400.000.
Asal-usul mengapa mangga ini diberi nama Mahathir tidak cukup jelas untuk ditelusuri, namun diyakini bahwa mangga yang berasal dari Kinabalu Malaysia ini mengambil nama Mahathir, mantan Perdana Menteri Malaysia yang dikenal sebagai "orang kuat" yang berkuasa cukup lama di Malaysia, dan personifikasi tersebut menggambarkan mangga Mahathir sebagai mangga yang berukuran besar, mengikuti nama besar mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad.
Mangga Mahathir sebenarnya sudah tersebar cukup lama di Indonesia, namun hanya ditanam sebagai tanaman buah koleksi para penghobi tanaman maupun ditanam oleh mereka yang sering keluar masuk ke Malaysia, entah karena pekerjaannya maupun mereka yang mencari dan mendapatkan bibit dari para TKI yang bekerja di Malaysia, kasusnya sama persis dengan saat durian D24, sawo jumbo CikuMega 19, dan durian D197 alias durian Musangking dimasukkan dan dikenalkan pertama kali ke Indonesia. Mereka inilah yang berperan besar dalam memasukkan dan mengenalkan mangga Mahathir ke Indonesia.
Daun mangga Mahathir sangat khas, berukuran cukup panjang dan lebar dengan bentuk daun bergelombang dan berurat (urat daun kelihatan menonjol). Ciri khas lainnya adalah jika sepotong kecil daun tua diremas di antara ibu jari dan jari telunjuk, akan mengeluarkan aroma khas berbau sengir yang umumnya tidak dimiliki oleh varietas-varietas mangga lainnya. Jika mangga lain mempunyai percabangan dan ranting yang tumbuh ke atas atau samping, maka percabangan dan ranting mangga Mahathir cenderung lemas dan tumbuh menjuntai ke bawah, oleh karena itu pengaturan arah pertumbuhan cabang dan ranting harus dilakukan seawal mungkin dengan mengikat cabang/ranting pada ajir bambu. Jika tanaman tumbuh membesar, pemberian para-para penyangga dari bambu atau kayu akan membuat arah pertumbuhan cabang dan ranting muda menjadi lebih teratur dan lebih baik.
Mangga Mahathir tergolong mangga genjah karena relatif mudah berbunga dan berbuah pada umur tanaman yang masih muda, karena dari bibit pertama ukuran sejengkal yang tumbuh dengan cepat, diambil beberapa entres dan entres tersebut kemudian disambungkan ke batang bawah mangga lokal berukuran sejempol tangan orang dewasa, kemudian bibit baru tersebut ditanam dalam pot, bibit tersebut ternyata mampu berbunga dan berbuah kurang dari satu setengah tahun pasca sambung. Sementara bibit pertama sedikit lebih lambat berbunga, kurang dari 2 tahun. Penyebab utamanya adalah karena bibit yang ditanam pertama tersebut berbatang bawah masih muda, lebih kurang berukuran sebesar pensil. Secara umum, tanaman mangga Mahathir relatif mudah berbunga dan berbuah meski bibit disambungkan ke batang bawah mangga lokal berukuran kecil. Dengan perawatan intensif, khususnya pemberian pupuk yang benar disertai pemangkasan teratur, pembungaan dan pembuahan dapat dipacu tanpa harus menggunakan zat pengatur tumbuh tertentu, senyawa anti retardant untuk menghambat pertunasan seperti paclobutrazol, misalnya. Tanaman buah dalam pot (tabulampot) mangga Mahathir pun terbukti gampang berbuah meski tanaman masih berumur cukup muda, kurang dari setahun dari bibit sambung pucuk atau sambung susu.
Bentuk buah mangga Mahathir sangat khas dengan ciri ujung buah berbentuk seperti paruh burung dan bentuk buah ini nyaris seragam sehingga dari bentuk buahnya yang seragam inilah kita bisa mengidentifikasi mangga Mahathir dengan mudah. Keterbatasan jumlah pohon induk menyebabkan sumber entres sebagai bahan perbanyakan bibit tanaman juga terbatas, sehingga keseragaman bentuk dan ukuran buah masih bisa terjaga dengan baik.
Dalam kondisi normal dan tingkat kesuburan tanah yang sedang sampai tinggi, pentil buah terbentuk cukup banyak pasca persarian bunga selesai, sekitar 5-7 buah untuk setiap tandan bunga. Mengingat ukuran buahnya yang tidak lazim, kebanyakan hanya menyisakan 1 hinggq 3 buah per tandan bunga yang akhirnya tumbuh dan berkembang sempurna hingga mencapai ukuran buah yang maksimum, dengan kisaran bobot per buah mencapai 1,7 hingga 3 kg. Oleh karena itu, untuk meningkatkan jumlah dan ukuran buah menjadi lebih maksimal, aplikasi pupuk berkadar fosfat (P2O5) tinggi serta kadar kalium/potassium sedang, sangat disarankan sebelum tanaman memasuki periode berbunga. Kombinasi antara pupuk SP36 plus KCl adalah contoh pupuk yang bisa diaplikasikan, namun jika ingin lebih praktis, maka aplikasi pupuk MKP (Mono Kalium Phosphat) yang mengandung 50% fosfat dan 30% kalium adalah pilihan terbaik. Pasca persarian bunga selesai dan mulai terbentuknya pentil buah, lakukan pemupukan berikutnya menggunakan kombinasi antara pupuk yang mengandung unsur kalium (K2O) tinggi (pupuk KCl) dengan tambahan unsur nitrogen (urea) dan kalsium serta sedikit tambahan unsur mikro boron. Jika pertimbangan kepraktisan menjadi prioritas, maka gunakan pupuk KNO3 plus kalsium dan boron untuk mengurangi kerontokan bakal buah sekaligus memperbaiki kualitas buah secara keseluruhan, seperti : ukuran buah, warna buah, tekstur daging buah (tidak berair namun lembut), dan tentu saja rasa buah yang menjadi lebih baik (lebih manis). Jangan lupa untuk membungkus buah sedini mungkin sejak terbentuknya pentil buah untuk menghindari serangan lalat buah. Penggunaan kertas koran bekas maupun kertas bekas pembungkus semen adalah pilihan terbaik, dengan membungkus buah satu per satu karena ukurannya yang besar. Penggunaan kertas koran maupun kertas bekas pembungkus semen terbukti mampu menjaga buah dari serangan lalat buah sehingga tampilan kulit buah menjadi mulus sempurna. Pembungkus dari bahan plastik (plastik kresek, misalnya) mengakibatkan iklim mikro menjadi lembab dan bisa mengundang datangnya jamur, apalagi jika pembungkus plastik tersebut tidak diberi lubang angin sama sekali.
Kulit buah berwarna hijau muda kekuningan saat buah masak fisiologis dan siap untuk dikonsumsi, dan jika dikupas maka akan terlihat daging buah berwarna kuning dengan sedikit warna oranye di daging buah bagian dalam dekat kulit biji. Daging buah sangat tebal namun lembut karena seratnya sangat halus, sama sekali tidak meninggalkan rangkaian serat-serat di gigi saat daging buah dikunyah. Rasa manisnya sangat khas, tidak menyengat seperti namdokmai atau khiosawoei yang masak sempurna, dengan sensasi rasa masam yang tipis sekali, yang hanya muncul saat-saat tertentu ketika daging buah beradu dengan lidah. Karena ukurannya yang super jumbo, dibutuhkan 3 piring makan untuk menampung irisan daging dari 1 buah mangga saja, dan sepertinya, porsi daging buah sebanyak ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 4 hingga 5 orang sekaligus, ruarrrrrr biasa.............
Biji mangga
Mahathir tergolong sangat kecil dibanding ukuran buah secara keseluruhan, namun
keping lembaga yang kecil tersebut terbungkus dalam kulit biji (pericarp) yang
lumayan besar, memanjang dari bagian pangkal hingga ke ujung buah, namun hal
ini tidak mempengaruhi persentase daging buah yang dapat dikonsumsi karena
secara keseluruhan biji tersebut berukuran sangat tipis.
Jika ingin menanam mangga ini, pilihlah bibit yang diperbanyak secara klonal (bibit vegetatif) yang bukan berasal dari biji. Bibit vegetatif tersebut bisa dipilih mulai dari bibit okulasi (tempel mata), bibit sambung sisip (tempel ranting muda), bibit sambung pucuk (top grafting), maupun bibit sambung susuan dari tanaman induk terpilih. Bibit vegetatif ini pasti memiliki sifat genetik yang sama persis dengan sifat genetik tanaman induknya sehingga penanam akan memperoleh tanaman mangga yang benar-benar mangga Mahathir, sehingga investasi waktu yang dihabiskan untuk membesarkan hingga tanaman berbuah bisa terbayar.
Jika ingin menanam mangga ini, pilihlah bibit yang diperbanyak secara klonal (bibit vegetatif) yang bukan berasal dari biji. Bibit vegetatif tersebut bisa dipilih mulai dari bibit okulasi (tempel mata), bibit sambung sisip (tempel ranting muda), bibit sambung pucuk (top grafting), maupun bibit sambung susuan dari tanaman induk terpilih. Bibit vegetatif ini pasti memiliki sifat genetik yang sama persis dengan sifat genetik tanaman induknya sehingga penanam akan memperoleh tanaman mangga yang benar-benar mangga Mahathir, sehingga investasi waktu yang dihabiskan untuk membesarkan hingga tanaman berbuah bisa terbayar.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda